motogp

Musim lalu Jorge Lorenzo tampil tak terlalu impresif dan harus kehilangan gelar juaranya. Di musim yang baru, Lorenzo pun berjanji tampil lebih baik dan kembali jadi juara.

Memegang titel juara dunia 2010 membuat Lorenzo musim lalu difavoritkan. Tapi nyatanya setelah 18 seri berjalan, akhir cerita berkata lain.

Stoner begitu dominan dengan 10 kemenangan sementara Lorenzo cuma mampu mengumpulkan tiga kemenangan. Tiga lain dipegang Dani Pedrosa dan satu milik Ben Spies.

Sudah begitu Lorenzo pun harus mengakhiri musim lebih cepat setelah ia mengalami kecelakaan di sesi pemanasan MotoGP Australia yang menyebabkan jari manisnya putus. Alhasil ia harus melewatkan dua seri terakhir di Malaysia serta Valencia dan mengakhiri musim dengan defisit 90 poin dari Stoner di puncak.

"Saya tidak tahu mengapa dengan penampilan musim lalu. Di motosport, Anda harus benar-benar mempersiapkan diri Anda dengan baik lalu juga dengan kemampuan Anda dan intelejensia untuk mengendari motor Anda," tutur Lorenzo dalam perbincangan dengan detiksport dan beberapa media di Hotel Mulia, Senayan, Minggu (15/12/2012) malam WIB.

"Saya pikir musim lalu kami punya motor yang konsisten, tapi di beberapa sirkuti kami tidak bisa menampilkan performa terbaik. Jadi kami sulit untuk bersaing dengan Stoner untuk memperebutkan titel juara," tambah rider berusia 24 tahun itu.

"Kami sempat menang di GP Spanyol (Jerez) setelah kalah di race pembuka, itupun karena Simoncelli terjatuh dan begitupun Stoner. Lalu kami mencoba meraih kemenangan lagi, tapi kami cuma mendapatkan dua (Spies di Assen dan Lorenzo di San Marino) dan itu tidak cukup. Bandingkan dengan musim 2010 saat kami meraih 9 kemenangan."

Menyambut musim yang baru yang akan dibuka di Qatar 8 April pun, Lorenzo tak ingin telat "panas" dan menjajikan penampilan yang lebih impresif.

"Musim ini mudah-mudahan motor kami sedikit lebih baik dan saya juga lebih kompetitif, agar bisa meraih gelar juara," pungkasnya.